What? Me?!! (Part 1)

7/23/2013 07:42:00 AM Hikari 0 Comments

*Yofi PoV*
Sore yang menyebalkan. Segala rasa kegalauan berpihak pada diriku saat ini. Sebenarnya aku hanya ingin merenggangkan badan sebentar di luar pintu unit asrama ku, namun tiba-tiba ada para wartawan mendekat ke arahku dan ku tahu pasti mereka sedang mengejarku.

"Ah,so crazy!" cibirku dalam hati. Aku hendak kembali masuk ke dalam kamarku, namun, salah satu wartawan dengan cepat menghadangku sehingga aku tidak dapat masuk kembali ke kamar. "Apa-apaan ini?"
"Maaf, mbak Yofi. Katanya anda berkuliah di sini dan masuk di asrama ini karena mbak hampir terjerat narkoba, ya? Apakah itu benar, mbak?" desak beberapa wartawan. Asrama yang ku tempati ini memang tidak terlalu ketat. Namun, bisa menjadi ketat jika kita melakukan pelanggaran.
"Aduh, itu tuh nggak benar. Gue tuh nggak pernah terjerat hal-hal kayak gituan. Please, deh! Nggak usah buat gosip aneh-aneh. Awas, saya mau masuk kamar!"
"Mbak...mbak... tapi katanya mbak juga pernah berhubungan intim dengan lawan main mbak di film yang mbak baru bintangi. Itu bagaimana kejelasannya, mbak?"
Aku terus menerobos mereka, tak perduli siapa mereka, "Gue nggak pernah melakukan hal jijik kayak gitu! inget lo semua!"

* * *
*Ryosuke Yamada PoV*
#Japan, Tokyo
"Maaf, aku sedang sibuk, aku tidak ada urusan dengan hal seperti itu. Oh ya, ingat! Jangan ada yang mengganggu privasiku!" aku berjalan menenteng berkas-berkas ku untuk persiapan pindah ke Indonesia nanti. Hal ini sebenarnya aku lakukan dengan diam-diam. Tapi entah mengapa para paparazi dapat mengetahuinya dalam hitungan jam. Semoga saja tidak dikejar hingga ke negara tujuan.
"Tapi, fans-fans anda melihat anda sedang berpesta sabu-sabu di dalam hotel. Bagaimana tanggapan anda tentang hal itu? Anda kan masih muda dan ~~"
Aku memukul tembok yang kebetulan tepat di sampingku, "Sudah kubilang! Jangan pernah ganggu privasiku! Aku tidak pernah melakukan hal seperti itu!" lalu aku menerobos sekian banyak wartawan dengan garang.


* * *
#3 Days Later, at Salatiga


"Mampus gue, jadi telat begini!" aku berlari-lari dari kamarku hingga menuju kelas. Kebetulan, kelasku selalu berada di dalam lingkungan asrama, jadi sangat dekat. Untungnya, aku tidak melebihi batas keterlambatan yang ditetapkan dosenku. Jadinya aman tentram.
Sepulang dari kelas, aku berjalan ke kantor fakultasku untuk melihat pengumuman-pengumuman yang biasanya secara dadakan memberi kabar-kabar baik maupun buruk. Namun, tiba-tiba pak Joko memanggilku yang pada saat itu ada 2 cowok tinggi, putih, mulus, dan imut. "Yof, sini deh. Kamu ngobrol sama mereka dong. Kamu bisa bahasa inggris,kan?" tiba-tiba aku ditembak Pak Joko untuk mengobrol dengan mereka. Dengan bingung aku menghampiri mereka lalu berkenalan.
"Hello, i'm Ryosuke."
"Saya, Ryutaro," kebetulan yang satu ini langsung berbahasa indonesia denganku.
"Hi, i'm Yofi. Sorry, what're you doing here?" akhirnya, kami mengobrol-ngobrol bersama.

* * *
Pagi yang cukup indah. Aku merasakan sejuknya di kota Salatiga ini. Embun melayang-layang di atasku sehingga aku dapat merasakannya. Senyum ku terbuka dengan lebar untuk menyambut kegiatanku hari ini. Kebetulan, aku juga ada kelas bahasa di kampus atas dan kebetulan juga aku sekelas dengan Ryosuke & Ryutaro. Ini membuka semangatku dipagi hari ini.
ketika aku melangkah mau masuk ke dalam kelas, ada suara cowok yang tidak asing bagiku memanggil dan berlari ke dekatku, "Hai..." sapanya.
"Ryo~san? Ada apa?" tanyaku pada Ryosuke.
"Ah tidak apa-apa. Aku hanya menyapa saja. Ehm... oh ya nanti kita makan siang bersama yuuk."
"Hah?? ehm, oke." Lalu kami bersama-sama masuk ke dalam kelas dan melanjutkan kelas. 

Ternyata wartawan bisa sampai di depan gerbang kampusku. Dari jauh aku telah melihat mereka dengan memegang alat-alat pusaka yang biasa mereka bawa. Sedetik saja aku langsung berbalik arah dah pergi sejauh mungkin agar mereka tidak melihatku.
"Ryo... Ryu... Aku tidak jadi makan bersama kalian. Sampai ketemu di kelas besok. Maafkan aku," ujarku dan aku buru-buru pergi menjauh. Aku pergi ke perpustakaan di dalam kampusku. Setidaknya aku tahu itu aman. Ryosuke tiba-tiba juga ikut panik seperti kepanikanku. Kami sepertinya memiliki alergi yang sama yaitu wartawan.
"Ryu, lebih baik kita ke dalam lagi. Aku takut mereka menemukanku."
"Sepertinya mereka sudah menemukanmu, Ryo san. Berhati-hatilah. Mereka akan menerkammu hanya dalam beberapa langkah saja," Ryutaro tertawa terbahak-bahak setelah berhasil menyindir Ryosuke. Untungnya, satpam kampus segera beraksi dan para wartawan itu tidak dapat masuk ke dalam. Namun, Ryosuke dan Ryutaro sudah ikut menghilang.

Aku ternyata bertemu lagi dengan dua makhluk tampan ini di perpustakaan. Entah mengapa mereka jadi ikut ke perpustakaan sama seperti yang aku lakukan
"Kok kalian ke sini? Kalian tidak jadi makan siang?" tanyaku.
"Oh tidak ada apa-apa," jawab Ryosuke dengan tenang. Padahal ia takut setengah mati.
"Ryo, kamu benar tidak apa-apa?" ejek Ryutaro lagi sambil tertawa kecil. Ryosuke hanya melirik sinis ke Ryutaro.

To be continued

0 komentar: