^TULISANKU^

12/11/2012 08:02:00 AM Hikari 0 Comments

Hei...
Ini untukmu orang yang aku sukai? cintai? benci? sayangi? kasihi?  Aku menulis ini bukan karena ketenaranku... Namun, tulisanku ini adalah untuk memberikan sedikit celah di hati yang dilanda gelombang kebimbangan?
Banyak hal yang mengahmpiri hidupnya di saat ada pertumpahan darah secara diam-diam ataupun tepat terjadi di hadapanku. Sebut saja, ini adalah sebuah kisah tragis. Ya, kisah tragis yang membuat orang terheran-heran melihat, mendengar, dan membacanya. Kau mau tahu apa itu? Baiklah, aku akan menulisnya di sini. Di tempat SEMUA JIWA DAPAT MELIHAT, MAMBACA, DAN MEMAHAMI DENGAN BAIK. 

Ada seorang gadis manis. Itu kata-kata orang. Ia tidak pernah merasakan ada yang lebih di dalam dirinya. Kau heran? Sama! Sama halnya dengan diriku! Ia berperawakan cukup pendek untuk ukuran gadis-gadis seumurannya, cukup putih, berambut tak beraturan, sipit, dan kurus seperti anak yang tak pernah menemukan induknya. Dia selalu berfikir tentang masa lalu, masa yang sedang ia lalui, dan masa depan. Angan-angannya begitu banyak dan terkadang mendapat celaan/cercaan dari teman-temannya. Kisah tragisnya sebenarnya ia dapat sejak ia masih ingusan. Banyak orang tidak mengetahuinya sekalipun orang yang sangat dekat padanya. Ia tetap menyimpan itu dalam liang pikiran dan hatinya. 

BODOH.
Itu adalah makian andalannya di saat ia melakukan setitik kesalahan di hidupnya. Kau tahu betapa berat hidupnya saat ia menjadi lebih kurus karena kesalahan yang tak sengaja ia buat? Aku tahu itu... Aku benar-benar tahu. Ah, aku menjadi ingin menangis jika meneruskan cerita ini. Tapi, ia ingin sekali semua orang tahu apalagi jika ia benar-benar tidak ada di sini. 
Oh ya... terkadang, penampilan maupun tingkahnya mengundang banyak TAWA. Itu begitu menyakitkan dirinya secara ia tidak sadari. Namun, terkadang ada saja keberuntungan yang membawanya dalam TANGIS. Ia selalu memberikan senyumannya secara GRATIS untuk menghibur dirinya dan juga orang yang ada di dekatnya. Namun, senyumnya adalah MALAPETAKA.
Ia memikirkan dan merenungi itu. Sepanjang jam, sepanjang hari, sepanjang bulan, maupun tahun. 

Ya.... untuk selanjutnya, aku ingin memberikan sebait puisi yang ia kirimkan untuk mu:

Aku, adalah sebuah benda yang berharga
Berharga untuk semua yang memiliki aku
Sekalipun aku hina di wajah orang lain
Dan tak layak untuk berada di telapak kakimu

0 komentar: